Djogja

Kemarin hanya mimpi,  menghirup udara pagi di sini, merindukan setiap sudut kota nya dan menjadi bagian dari lagi dari kampus biru lagi. Maka Allah,  memeluk mimpi. Seketika di saat yang tepat,  Dia mewujudkan mimpi. Kita manusia, selalu punya mimpi,  meski tau apa konsekuensi mimpi itu ketika nyata. Bukankah tugas kita seharusnya bersyukur?  Ketika tak semua orang mimpinya Allah hadirkan begitu tanya? Seharusnya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kau dustakan? Bisa jadi bukan Djogja yang sebenarnya yang kamu rindukan,  tapi suasananya yang pernah menyimpan jejak di hatimu.  Saatnya membuat jejak-jejak baru yang kelak akan dirindukan.  Mengukir kisah yang kelak menjadi pengingat kebaikan yang menambah rasa syukur, menjadi pelajaran dan penyemangat untuk cita-cita yang lebih baik, terutama untuk dua pasang mata terbaik,  Kay. 

2 thoughts on “Djogja

Tinggalkan komentar